Belum lama memang kita menjalin
semua ini , tapi perkenalan kita sudah jauh lebih lama dari hubungan kita. Kita
saling sayang , kita saling cinta , kita saling perhatian , kita perduli satu
sama lain . Aku menyayangimu lebih dari apapun , kebiasaan bersama kita itu
yang selalu aku rindukan saat berjauhan seperti ini , perhatian itu yang selalu
aku rindukan ketika kita sedang sibuk dengan urusan kita sehingga tak sempat
untuk mengabari satu sama lain.
Sampai
suatu ketika kau mengatakan bahwa kita tidak selayaknya bersatu karna keimanan
kita yang tak sama . aku mengadahkan tangan dan engkau mengepalkan tangan .
Kamu yang mengatakkan bahwa perbedaan keimanan kita tidak menjadi permasalahan
ataupun benteng untuk kita menjalin hubungan ini. Tapi berbeda dengan saat ini
, kamu malah berkata bahwa benteng kita begitu tingi sehingga kita tidak bisa bersatu
seperti harapan kita dulu .
Kini
kamu meminta ini semua berakhir , dan akhirnya kamu jujur bahwa ini semua
adalah kemauan ayah ibumu yang tak menyetujui kita karna perbedaan keimanan. Tapi
kenapa kamu tak mau memperjuangkan hubungan kita , kenapa kamu menyerah begitu
saja dengan semua ini . Apa aku sudah tidak berarti lagi ? Apa harus kita yang
berpisah ? apa harus kita pasrah dan menyerah dengan semua rintangan ini ?
Tuhan
memang satu , kita yang tak sama . Haruskah aku lantas pergi , meski cinta
takkan bisa pergi .
0 komentar:
Posting Komentar